List Pidato :

Bupati Tanjab Barat


Pidato PERTEMUAN RAKOR GUGUS TUGAS KABUPATEN LAYAK ANAK
Tempat: AULA KANTOR BUPATI TANJAB BARAT
Dowload: File Pidato

Bupati Tanjab Barat


Pidato WISUDA RUMAH BAHASA DAN TAHFIDZ QUR’AN UPT SPNF DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2023 “BAHASA DAN AL-QUR’AN MENAKLUKAN DUNIA MENGGAPAI SYURGA”
Tempat: BALAI PERTEMUAN KANTOR BUPATI TANJAB BARAT
Dowload: File Pidato

Bupati Tanjab Barat


Pidato SOSIALISASI DAN PENYERAHAN BANTUAN PROGRAM RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Tempat: AULA BAPPEDA
Dowload: File Pidato

Bupati Tanjab Barat


Pidato SAMBUTAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PADA ACARA AKSI JILID 3 SOLIDARITAS PEDULI PALESTINA KUALA TUNGKAL (DAMAI KEMANUSIAN DAN DOA BERSAMA)
Tempat: EX GEDUNG RUNTUH
Dowload: File Pidato

Bupati Tanjab Barat


Pidato SAMBUTAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PADA ACARA TUNGKAL FASHION STREET DI ALUN – ALUN KUALA TUNGKAL
Tempat: ALUN-ALUN KOTA KUALA TUNGKAL
Dowload: File Pidato


Pimpinan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Anwar Sadat

Bupati

Hairan

Wakil Bupati

Agus Sanusi

Sekretaris Daerah

Sejarah Singkat Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Sebelum abad ke-17 di Tanah Tungkal ini sudah berpenghuni seperti Merlung, Tanjung Paku, Suban yang sudah dipimpin oleh seorang Demong, jauh sebelum datangnya rombongan 199 orang dari Pariang Padang Panjang yang dipimpin oleh Datuk Andiko dan sebelum masuknya utusan Raja Johor.

Kemudian memasuki abad ke-17 ketika itu daerah ini masih disebut Tungkal saja, daerah ini dikuasai atau dibawah Pemerintahan Raja Johor. Dimana yang menjadi wakil Raja Johor di daerah ini pada waktu itu adalah Orang Kayo Depati. Setelah lama memerintah Ornag Kayo Depati pulang ke Johor dan ia digantikan oleh Orang Kayo Syahbandar yang berkedudukan di Lubuk Petai. Setelah Orang Kayo Syahbandar kemudian diganti lagi oleh Orang Kayo Ario Santiko yang berkedudukan di Tanjung Agung (Lubuk petai) dan Datuk Bandar Dayah yang berkedudukan di Batu Ampar, daerahnya meliputi Tanjung rengas sampai ke Hilir Kuala Tungkal atau Tungkal Ilir sekarang.

Memasuki abad ke- 18 atau sekitar tahun 1841-1855 Tungkal dikuasai dan dibawah Pemerintahan Sultan Jambi yaitu Sultan Abdul Rahman Nasaruddin. Pada saat itu kesultanan Jambi mengirim seorang Pangeran yang bernama Pangeran Badik Uzaman ke Tungkal yaitu Tungka Ulu sekarang Kedatangannya disambut baik oleh orang Kayo Ario Santiko dan Datuk Bandar Dayah.

Setelah terbukanya Kota Kuala Tungkal maka semakin banyak orang mulai datang, sekitar tahun 1902 dari suku Banjar yang berimigrasi dari Pulau Kalimantan melalui Malaysia. Mereka ini berjumlah 16 orang antara lain : H.Abdul Rasyid, Hasan, Si Tamin gelar Pak Awang, Pak Jenang, Belacan Gelar Kucir, Buaji dan kemudian mereka ini berdatangan lagi dengan jumlah agak lebih besar yaitu 56 orang yang dipimpin oleh Haji Anuari dan iparnya Haji Baharuddin, Rombongan 56 orang ini banyak menetap di Bram Itam Kanan dan Bram Itam Kiri. Selanjutnya datang lagi dari suku Bugis, Jawa, Suku Donok atau Suku Laut yang banyak hidup dipantai/laut, dan Cina serta India yang datang untuk berdagang.

Pada tahun 1901 kerajaan Jambi takluk keseluruhannya kepada Pemerintahan Belanda termasuk Tanah Tungkal khususnya di Tungkal Ulu yang Konteleir jenderalnya berkedudukan di Pematang Pauh. Sehingga pecahlah perperangan antara masyarakat Tungkal Ulu dan Merlung dengan Belanda. Karena mendapat serangan yang cukup berat akhirnya pemerintah Belanda mengundurkan diri dan hengkang dari wilayah itu. Perperangan itu dipimpin oleh Raden Usman anak dari Badik Uzaman. Raden Usman kemudian wafat dan dimakamkan di Pelabuhan Dagang.
Selanjutnya muncullah Pemerintahan Kerajaan Lubuk Petai yang dipimpin oleh Orang Kayo Usman dan Lubuk Petai kemudian membentuk pemerintahan baru. Pada waktu itu dibentuklah oleh H.Muhammad Dahlan Orang Kayo yang pertama dalam penyusunan pemerintahan yang baru.